FUNGSI DAN PENGGUNAAN KALIMAT KONDISIONAL BAHASA JEPANG “TEWA” DAN “BAAI” BERDASARKAN MODALITAS DAN TEORI TERITORI INFORMASI.

Ari, Artadi and Hari, Setiawan and Aulia Riszky, Ladyansyah (2019) FUNGSI DAN PENGGUNAAN KALIMAT KONDISIONAL BAHASA JEPANG “TEWA” DAN “BAAI” BERDASARKAN MODALITAS DAN TEORI TERITORI INFORMASI. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2018/2019, VII (1). pp. 191-203. ISSN 2337-7976

[img] Text
Ari_Fungsi dan Penggunaan Kalimat Kondisional Bahasa Jepang “tewa” dan.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Reviewer Prosiding Ganjil 2018-2019-Fungsi dan Penggunaan Kalimat Kondisional Bahasa Jepang tewa dan baai Berdasarkan Modalitas dan Teori Teritori Informasi.pdf

Download (515kB)
Official URL: http://repository.unsada.ac.id/cgl/oai2

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis fungsi dan penggunaan pola kalimat “tewa” dan “baai” sebagai kalimat kondisional bahasa Jepang fungsi dan pengunaan masing-masing pola kalimat jelas. Untuk itu, dengan mengunakan metode kualitatif, penelitian ini mengolah data contoh kalimat yang diambil dari surat kabar Jepang. Kemudian dianalisis berdasarkan modalitas pada akhir kalimat dan teori teritori informasi. Hasil analisis kalimat kondisional bahasa Jepang dengan pola “tewa” dan “baai” memiliki fungsi dan penggunaan sebagai berikut “(1) Kalimat kondisional pola “tewa” berfungsi dan digunakan terutama untuk menunjukan hal yang bersifat hipotesis/asumsi/dugaan (kateijokenbun) dan hal yang bersifat faktual berulang (jojutsujokenbun). Isi kalimat kondisional “tewa” adalah perihal yang tidak diharapkan penutur. Kemudian, penelitian ini menemukan kemungkinan pola “tewa” berfungsi dan digunakan untuk menunjukan kalimat kondisional lampau berunutan (jijitsujoukenbun) yang menunjukan temuan (hakken). Modalitas pada kalimat kondisional pola “tewa” adalah modalitas naratif, pertanyaan, penilaian, kesadaran, dan penjelasan. Modalitas yang menunjukan keinginan tidak ditemukan. (2) Kalimat kondisional pola “baai” berfungsi dan digunakan terutama untuk menunjukan hipotesis/asumsi/dugaan (kateijokenbun) dan hal faktual berulang (jojutsujokenbun). Kalimat kondisional lampau berunutan tidak ditemukan dalam pola “baai”. Kemudian, pola “baai” dapat menggunakan berbagai jenis modalitas, termasuk modalitas yang menunjukan keinginan pembicara. (3) Berdasarkan penggunaan modalitas dan teori teoritori informasi, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian isi informasi kalimat kondisional pola “tewa” dianggap merupakan hal umum yang dimengerti oleh semua baik penutur, mitra tutur, atau masyarakat umum. Sedangkan isi informasi kalimat kondisional pola “baai” sebagian besar hanya diketahui oleh penutur saja

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Kalimat Kondisional, Pola “tewa”, Pola “baai”, Modalitas, Teori Teritori Informasi
Subjects: 400 Language/Bahasa > 495.6 Japanese/Bahasa Jepang*
Divisions: Fakultas Bahasa Dan Budaya > Bahasa dan Kebudayaan Jepang
Depositing User: Setyo Renny Perpustakaan
Date Deposited: 27 Jan 2020 04:31
Last Modified: 10 Jan 2022 04:34
URI: http://repository.unsada.ac.id/id/eprint/1086

Actions (login required)

View Item View Item