Indun, Roosiani and Dheandra, Tri Safitri and Septa, Nursetianingsih (2019) FENOMENA IKUMEN DALAM MASYARAKAT JEPANG. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Genap 2018/2019, VII (1). pp. 25-38. ISSN 2337-7976
Text
Indun_FENOMENA IKUMEN DALAM MASYARAKAT JEPANG3.pdf Download (1MB) |
Abstract
Negara Jepang dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung nilai-nilai patriarki, dimana pria menduduki peran yang dominan daripada wanita. Konsep ayah sebagai seorang kepala rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap keamanan finansial keluarga, dan ibu sebagai pengelola urusan rumah tangga dan pengasuhan anak serta memenuhi kebutuhan anak terus melekat hingga sekarang. Konseptualisasi bahwa otoko wa soto, onna wa uchi (pria di luar dan wanita di dalam) semakin menyulitkan wanita untuk mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan “di luar rumah”. Hal inilah yang menyebabkan seorang ayah Jepang tidak dapat terlibat dalam peran pengasuhan anak, karena seluruh waktu dan energinya habis tercurah untuk urusan pekerjaan. Istilah ikumen pertama kali muncul tahun 2000 an. Kemudian pada tahun 2010 pada 2010 Menteri Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan meluncurkan Proyek Ikumen nasional untuk mengumumkan gagasan itu sebagai cara mendorong keterlibatan ayah yang lebih besar dalam kehidupan keluarga. Ikumen berasal dari kata ikuji (pengasuhan anak) dan ikemen (sebongkah), sebuah istilah yang mengacu kepada keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Selama bertahun-tahun “ayah Jepang” selalu diidentikkan dengan seorang ayah yang “gila kerja” dan tidak terlalu peduli dengan urusan pengasuhan anak. Proyek ikumen pemerintah dimaksudkan untuk memperbaiki situasi ini, menghasilkan “gerakan masyarakat di mana laki-laki dapat terlibat secara proaktif dalam pengasuhan anak”. Proyek ini memberikan simposium dan lokakarya, dan para ayah juga diberikan 'Buku Pegangan Keseimbangan hidup-kerja' untuk membantu mereka menangani tuntutan bersaing antara kantor dan rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang lahirnya ikumen di Jepang, mengetahui gerakan ikumen dalam konsep kesetaraan gender di Jepang serta bagaimana dampak gerakan ikumen terhadap ikatan keluarga di Jepang. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan pendekatan kualitatif, dimana data diperoleh dengan cara studi literatur. Gerakan ikumen meninggalkan beberapa permasalahan mengenai konsep kesetaraan gender tradisional di Jepang. Secara tradisional, pria Jepang memiliki kedudukan yang tinggi sebagai kepala rumah tangga dan penentu keputusan. Ungkapan otoko wa soto, onna wa uchi, rupanya masih menyisakan image yang melekat pada sebagian masyarakat Jepang. Berdasarkan latar belakang inilah maka dalam penelitian ini akan diungkap bagaimana fenomena ikumen dalam masyarakat Jepang.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | ikumen, pengasuhan anak, peran gender |
Subjects: | 300 Social Science/Ilmu Sosial > 305.3 Gender/Gender |
Divisions: | Fakultas Bahasa Dan Budaya > Bahasa dan Kebudayaan Jepang |
Depositing User: | Setyo Renny Perpustakaan |
Date Deposited: | 30 Jan 2020 02:52 |
Last Modified: | 08 Aug 2021 12:51 |
URI: | http://repository.unsada.ac.id/id/eprint/1089 |
Actions (login required)
View Item |