Indun, Roosiani (2017) EKSPLOITASI PEREMPUAN JAMAN MEIJI. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Genap 2016/2017, V (2). pp. 34-43. ISSN 2337-7976
|
Text
EKSPLOITAS PEREMPUAN PADA ZAMAN MEIJI.pdf Download (335kB) | Preview |
Abstract
Restorasi Meiji pada tahun 1868 menjadi jaman baru bagi masyarakat Jepang. Hal ini terjadi karena sebelumnya Jepang berada di bawah pemerintahan feodal yang memberlakukan politik penutupan negeri (sakoku) dan membagi masyarakatnya ke dalam stratifikasi sosial. Pemerintahan feodal berakhir setelah jatuhnya regim Tokugawa dan adanya kontak dengan negara asing. Dengan berakhirnya pemerintah feodal, maka masyarakat Jepang memasuki jaman baru yang disebut dengan Restorasi Meiji. Mengawali jaman baru, pemerintah kala itu melakukan rangkaian perubahan yang meliputi berbagai bidang. Salah satunya adalah menggalakkan pembangunan di bidang industri, terutama yang menghasilkan produk yang dibutuhkan di pasaran internasional. Produk industri tekstil dan sutra menjadi andalan utama Pemerintah Meiji karena dapat mendatangkan devisa yang cukup besar bagi pembangunan industri berat. Industri tekstil dan sutra banyak menyerap tenaga kerja, terutama tenaga kerja perempuan. Pemilihan tenaga kerja perempuan karena dalam industri ini dibutuhkan ketelitian dalam bekerja, di samping upah yang dibayarkan bagi industri ini sangat rendah. Di balik pesatnya perkembangan industri tekstil dan sutra, terdapat sisi buruk yang dialami oleh para tenaga kerja perempuan. Tenaga kerja yang sebagian besar terdiri dari gadis-gadis muda yang belum menikah dan berusia rata-rata 15-20 tahun banyak yang mengalami eksploitasi di pabrik maupun di asrama tempat tinggal. Tenaga kerja perempuan pada industri ini harus bekerja dalam rentang waktu yang lama, yakni melebihi 12 jam sehari dan pemberlakuan jam kerja malam. Gaji yang diperoleh sangat rendah, tidak sebanding dengan jam kerja yang mereka lakukan. Lingkungan pabrik dan asrama pun sangat tidak sehat, terutama tingkat kelembaban yang tinggi dan sirkulasi udara yang tidak memenuhi standar kesehatan. Di tambah lagi nutrisi yang didapatkan sangat kurang. Akibatnya, wabah TBC menjadi penyakit endemik yang melanda di hampir semua wilayah Jepang. Dapat dikatakan, meskipun tenaga kerja perempuan memiliki peran yang cukup penting dalam proses industrialisasi Jepang, namun ada pengorbanan yang cukup besar dalam proses ini, yakni eksploitasi perempuan.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Eksploitasi, restorasi Meiji, perempuan, industrialisasi, industri tekstil |
Subjects: | 900 History, Events/Ilmu Sejarah, Kejadian > 952 History of Japan/Sejarah Jepang |
Divisions: | Fakultas Bahasa Dan Budaya > Bahasa dan Kebudayaan Jepang |
Depositing User: | Setyo Renny Perpustakaan |
Date Deposited: | 27 Jul 2018 06:48 |
Last Modified: | 27 Jul 2018 06:48 |
URI: | http://repository.unsada.ac.id/id/eprint/182 |
Actions (login required)
View Item |