SEJARAH ALAT MUSIK TRADISIONAL SHAMISEN DALAM MASYARAKAT JEPANG

Adhe Irma, Morintoh (1999) SEJARAH ALAT MUSIK TRADISIONAL SHAMISEN DALAM MASYARAKAT JEPANG. Other thesis, Universitas Darma Persada.

[img] Text
BAB-01.pdf

Download (3MB)
[img] Text
BAB-02.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
BAB-03.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
BAB-04.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
Official URL: http://repository.unsada.ac.id/cgi/oai2

Abstract

Shamisen pertama kali diperkenalkan di jepang sekitar tahun 1562 di Dermaga Sakai dekat Osaka alat musik tersebut bernama Jamisen dari pulau Ryukyu. Musik ini awalnya dianggap sebagai alat musik mainan sehingga alat musik ini sampai kepada para pemain biwa dan mareka memporbaiki nada-nadanya. Badan dari Shamisen dibuat dari 4 bagian kayu, biasanya dari kayu cendana merah Mulberry atau quince Cina (nama buah negeri Cina). Shami sen adalah gaya narative dan dimulai dengan kisah seorang wanita muda bernama Joruri, Tapi pada awalnya kisah Joruri tidak diiringi oleh Shamisen. Diakhir zaman Edo aliran lain dalam gaya bernyanyi shamisen yang menjadi terkenal diantara masyarakat kelas bawah di Edo adalah Ha-uta yang berarti lagu pendek. Zokkyoku (nada populer) adalah aliran lain dari musik populer yang diiringi oleh shamisen. Aliran ini mencakup bermacam-macam lagu populer yang berasal dari lagu populer atau lagu rakyat yang lebih tua yang diperhalus untuk menyesuaikan dengan kehidupan kota. Jenis musik shamisen yang harus disebut karena kapopulerannya yang luar biasa. Namanya Naniwa-bushi yang merupakan gaya narative dan berasal dari Sekkyo-bushi (kombinasi dari Joruri dan Gidayu). Naniwa-bushi, menampilkan carita yang berdasarkan nilai­-nilai dan kobiasaan lama Jepang (kewajiban dan sifat manusia). Dan setelah perang dunia kedua Naniwa bushi mulai tenggelam kepopulerannya karena tempatnya diambil alih oleh musik populer gaya Amerika. Perkembangan shamisen sampai saat ini, masih ada penolakan terhadap penggunaannya diantara keluarga-keluarga kelas atas,arena alat musik dianggap sebagai alat musik Geisha atau teater. Walaupun banyak musik barat yang masuk, publikasi musik shamisen terus berkembang dan semua toko menjual barisan alat musik shamisen buatan pabrik yang bejajar dengan ukulele, terompet dan saxophone. Walaupun tidak sebanyak pada periode Edo, mereka masih tetap sibuk dengan permintaan akan karya berkualitas. Diharapkan keterampilan mereka yang istimewa tidak akan menjadi korban dari industrialisasi negara opang. Pada masa sekarang, shamisen yang baik dapat dianggap setara dengan produk terbaik dari alat musik dikebudayaan lain.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Musik tradisional jepang
Subjects: 700 The Art, Fine and Sport/Kesenian, Hiburan dan Olahraga > 780 Music (Seni Musik)
Divisions: Fakultas Bahasa Dan Budaya > Bahasa dan Kebudayaan Jepang
Depositing User: Setyo Renny Perpustakaan
Date Deposited: 18 Oct 2022 03:00
Last Modified: 08 Jan 2024 07:01
URI: http://repository.unsada.ac.id/id/eprint/4601

Actions (login required)

View Item View Item