SISTEM PENANGGALAN TRADISIONAL MASYARAKAT CINA

Sumbersih, Panjaitan (2009) SISTEM PENANGGALAN TRADISIONAL MASYARAKAT CINA. Other thesis, UNSADA.

[img] Text
BAB-01.pdf

Download (4MB)
[img] Text
BAB-02.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
BAB-03.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
BAB-04.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
Official URL: http://repository.unsada.ac.id/cgi/oai2

Abstract

Cina menggunakan kalcnder gregorian hanya untuk menentukan kegiaan sehari-hari, sedangkan untuk hari libur tradisional Cina, masyarakat menggunakan kalender lunar. Sistem penanggalan lunar sangat erat kaitannya dengan perubahan musim yang terjadi di Cina, khususnya perubahan dari musim dingin ke musim semi. Sistem ini juga dikenal sebagai kalender petani atau nong li. Tahun lunar terdiri dari 12 bulan dan priode ini berakhir masing-masing setelah lebih dari 29,5 hari. Untuk membuat agar jumlah hari pada setiap bulan menjadi hari penuh atau utuh maka dalam satu tahun terdapat enam bulan kecil yang masing-masing terdiri dari 29 hari dan enam bulan besar yang masing-masing 30 hari. Jumlah keseluruhan dalam satu tahun menjadi 354 hari. Beberapa tahun akan terdiri dari bulan besar dan lima bulan kecil sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 355 hari, bahkan sering juga terjadi tujuh bulan kecil dan lima bulan besar sehingga jumlah keseluruhannya 353 hari. Penanggalan imlek didasarkan atas gabungan perhitungan peredaran balan dan peredaran bumi mengelilingi matahari, inilah yang membedakan sisten penanggalan Cina dengan kalender masehi yang berdasarkan matahari.Penambanan run yue juga diperhitungkan agar tahun baru imlek jatuh ketika bulan sabit terbit setelah matahari memasuki aquarius, yaitu antara tanggal 2l Januari dan 20 Februari selama tahun dari 1645 hingga 2644. Hal tersebut bisa terjadi karena sistem penanggalan Cina merupakan sistem Lunisolar yang mengabungkan siklus matahari dan siklus bulan. Sehingga jika diperhaikan tahun baru imlek selalu bersekitar diantara tanggal 2I Januari dan 20 Februari. Siklus tanunan dan kurun solar dan solar erat kaitannya dengan perubahan alam, sehingga kurun waktu sangat berguna bagi para petani, dan memberi petunjuk tentang waktu yang bark untuk menanam dan untuk memanen. Masyarakat keturunan Cina di Indonesia sebagian besar tidak tahu dan tidak bisa menggunakan sistem penanggalan tradisional cina karena sebagian besar telah menggunakan kalender masehi untuk kegiatan sehari-hari maupun Perayaan tradisional.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Kalender
Subjects: 500 Natural Science/Ilmu Pengetahuan Alam > 529.3 Calendars/Kalender, Sistem Penanggalan
Divisions: Fakultas Bahasa Dan Budaya > Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok
Depositing User: Suwatno Suwatno Perpustakaan
Date Deposited: 27 Mar 2023 06:49
Last Modified: 23 Feb 2024 04:23
URI: http://repository.unsada.ac.id/id/eprint/5902

Actions (login required)

View Item View Item