Fahmi Akhriana, Awaludin (2018) Analisis Verba Kakeru Sebagai Polisemi Dalam Novel Detective Conan. Other thesis, Universitas Darma Persada.
|
Text
Cover, dll.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab I.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text
Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text
Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
||
|
Text
Bab IV.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Salah satu fungsi dari bahasa adalah untuk berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, saling memahami makna dalam bahasa adalah suatu hal yang penting. Apabila dalam percakapan, dan membaca, ada makna kata yang tidak dimengerti, maka kita dapat salah paham dalam memaknai sebuah bahasa. Di dalam pembahasan makna ada istilah yang disebut dengan polisemi. Polisemi adalah kata yang memiliki dua makna atau lebih. Misalkan, verba kakeru dalam bahasa Jepang, mempunyai banyak sekali makna dalam bahasa Indonesia. Mengapa verba kakeru memiliki banyak makna dalam bahasa Indonesia? Menurut saya ada banyak pelajar berpikir mengapa makna dasar pada verba kakeru dapat berubah menjadi makna yang lain. Apabila menemukan kata berpolisemi, maka pelajar akan sulit untuk memahaminya. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa saja makna yang terkandung dalam verba kakeru, apakah ada hubungannya antara makna dasar dan makna lainnya, dan faktor apa yang menyebabkan makna dapat berubah, penulis memutuskan untuk menulis skripsi tentang verba kakeru sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sebagai sumber data, penulis menggunakan novel Detective Conan Junko No Akuma. Dari novel tersebut, penulis menemukan 21 contoh kalimat sebagai data. Dengan menggunakan teori analisis domain yang dikemukakan oleh Spradley (1990) dan majas yang mempengaruhi polisemi yang dikemukakan oleh Hirozo (2017), penulis menemukan 18 arti kata dalam bahasa Indonesia dari verba kakeru. ke 18 makna tersebut adalah: 1) menggantungkan, 2) mengaitkan, 3) duduk, 4) menelepon, 5) memakai, 6) dihalangii, 7) membenturkan, 8) mengerem, 9) meletakkan, 10) menyentuh, 11) bersentuhan, 12) memanggil, 13) menggunakan, 14) menempel, 15) diborgol, 16) menyalakan, 17) mengenakan, dan 18) mengganggu. Hubungan makna dasar dan makna lainnya dari verba kakeru dipengaruhi oleh majas metafora dan metonimi. Kata berpolisemi dapat berubah maknanya tergantung dengan objek di depannya. Tetapi, karena hubungan antar makna verba berpolisemi diikat oleh majas metafora dan metonimi, tidak semua objek dapat digunakan. Kata kunci: Semantik, Polisemi, Kakeru. 言語機能の一つは人間のコミュニケーションである。コミュニケーションでは、お互いに意味を理解するのが大事である。もし、会話のときや、読書のときなど、分からない単語があったら、言語の意味が理解できなくなってしまう。すると、誤解する可能性があるでしょう。それに、言語では多義語と言うことがある。多義語と言うのは、二つ以上の意味を持っている単語だと言われている。例えば、掛けるという単語は、インドネシア語では様々な意味を持っている。なぜ「掛ける」はインドネシア語で様々な意味を持っているでしょうか。そして、なぜ多義語の単語は基本的の意味は他の意味に変わるでしょうかだと思っている学生がたくさんいると思っている。こういうのは日本語を勉強している学生たちは日本語の意味が理解できるのが難しい。と言うわけで、掛けるの動詞は多義語として、どれぐらい意味を持っているか、基本的な意味と他の意味には関係があるか、そして、意味を変える要因を調べるために、この卒論は多義語について書くことにした。 この卒論で使われた叙述的な定性分析の方法であり、データ資料としては名探偵コナン純黒の悪魔の小説(2016)である。その小説からこの卒論に関する例文は全部で21個が見つかった。Spradley とひろぞの理論に基づいて、その21個の例文では「かける」の多義語はインドネシア語の単語ではで18個の意味を持っている。その18個の意味は:1) menggantungkan, 2) mengaitkan, 3) duduk, 4) menelepon, 5) memakai, 6) dihalangii, 7) membenturkan, 8) mengerem, 9) meletakkan, 10) menyentuh, 11) bersentuhan, 12) memanggil, 13) menggunakan, 14) menempel, 15) diborgol, 16) menyalakan, 17) mengenakan, dan 18) mengganggu である。そして、「掛け る」の基本的な意味と他の意味の関係はメタファーとメトニミーに影響さ れている。多義語は対象次第意味が変われる。しかし、多義語の意味関係 はメタファーとメトニミーに結ばれているので、対象が限る。 キーワード:意味論、多義語、掛ける
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Semantik, Polisemi, Kakeru |
Subjects: | 400 Language/Bahasa > 401.43 Semantics/Semantik |
Divisions: | Fakultas Bahasa Dan Budaya > Bahasa dan Kebudayaan Jepang |
Depositing User: | Fachry Al-Tolah Perpustakaan |
Date Deposited: | 01 Apr 2019 14:39 |
Last Modified: | 01 Apr 2019 14:39 |
URI: | http://repository.unsada.ac.id/id/eprint/875 |
Actions (login required)
View Item |